DAFTAR ISI
Daftar isi 1
Kata Pengantar 2
Isi
a.
Definisi
dari 3 pendekatan (perbedaan
dan contoh) 3
b.
Analisis
dilihat dari pendekatannya 5
Penutup
a.
Saran 7
b.
Kesimpulan 7
Daftar Pustaka 8
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kesehatan,
baik kesehatan lahir maupun kesehatan batin serta atas rahmat dan hidayahnya
sehingga dapat diselesaikannya makalah untuk mata pelajaran Geografi ini.
Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada Bapak / Ibu Guru mata pelajaran Geografi yang telah
senantiasa memberikan bimbingan dan pengajaran, sahabat – sahabat SMAN 2
Sengkang dan seluruh pihak yang telah membantu.
Semoga
Allah selalu melimpahkan berkat,
rahmat
dan hidayah-Nya
kepada semua pihak yang turut berperan serta dalam penyelesaian karya tulis
ini.
Besar
harapan kami semoga makalah yang disusun ini sedikit banyak dapat memberikan
sumbangan pengetahuan yang berguna bagi semua pihak terutama bagi kelompok kami
sendiri.
Akhirnya, dengan menyadari bahwa
karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami dengan kerendahan hati
memohon kritik dan saran dari para pembaca yang tentunya bersifat membangun
demi kesempurnaan karya tulis ini.
Sengkang,8 September 2012
Penulis
1. Memberikan
perbedaan terhadap pendekatan Geografi dan memberikan masing-masing
contohnya.Mari kita simak pengertian dari ke-3 Pendekatan Geografi ini :
a.
Pendekatan
Keruangan
Pendekatan keruangan
adalah analisis terhadap persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dalam ruang.
Didalam pendekatan keruangan ini yang perlu diperhatikan adalah persebaran
penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang akan dimanfaatkan. Dalam pengertian
ini, segala sesuatu yang berkaitan dengan
sebaran objek dalam ruang dapat disoroti dari berbagai ukuran, antara
lain pola , struktur, proses, asosiasi , dan kecenderungan. Dalam pendekatan
keruangan suatu gejala yang terjadi di suatu wilayah (ruangan) yang sama. Di
wilayah tersebut memiliki gejala yang sama, tetapi penyebab terjadinya gejala
tersebut tidak sama. Hal yang sama adalah wilayah terjadinya gejala tersebut.
Contohnya permasalah tanah Longsor.
Di Jawa sering terjadi bencana tanah longsor, dan
ada dua provinsi yang pernah mengalami bencana ini, yaitu di Jawa Tengah dan di
Jawa Timur. Kedua provinsi ini tersebar di wilayah yang sama yaitu terletak di
P. Jawa namun demikian terjadinya longsor di Jawa Tengah bukan di pengaruhi
oleh terjadinya longsor di Jawa Timur.
b.
Pendekatan Ekologi
Pendekatan Ekologi
adalah analisis terhadap interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya. Organisme disini adalah
manusia yang menjadi komponen penting dalam proses interaksi. Jadi, pendekatan
ekologi mengacu pada manusia memengaruhi lingkungannya. Karena lingkungan alam
sudah termasuk dalam kehidupan manusia, sebaliknya manusia merupakan bagian
dari lingkungan hidup. Namun,
pada akhirnya apabila manusia tak sanggup menangani lingkungan yang telah ia
pengaruhi misalnya manusia itu melakukan kerusakan pada lingkungan, maka pada
akhirnya manusia akan mendapat dampak dari ulahnya tersebut sehingga dapat
dikatakan bahwa lingkungan juga mampu memengaruhi manusia. Contohnya masalah
ketidakseimbangan ekosistem laut karena rusaknya terumbu karang oleh ulah
manusia.
Orang-orang yang
bertempat tinggal di wilayah pesisir laut umumnya bekerja sebagai nelayan,
namun di antara para nelayan sering terjadi pelanggaran seperti menggunakan
bahan peledak untuk menangkap ikan perbuatan ini tentunya sangat merusak
lingkungan laut salah satunya, adalah merusak terumbu karang. Terumbu karang yang rusak dapat bedampak
seperti ikan-ikan yang kehilangan sumber makanan, tempat tinggal dan berdampak
pada manusia karena menyebabkan ikan-ikan sulit dicari dan membuat harga ikan
di pasar menjadi mahal. Dengan demikian hal ini sesuai dengan contoh pendekatan ekologi karena
setelah manusia mengalami dampak dari ulahnya maka dikatakanlah lingkungan juga
memengaruhi manusia.
c.
Pendekatan Kompleks Wilayah
Pendekatan Kompleks Wilayah merupakan kombinasi
antara pendekatan keruangan dengan pendekatan ekologi. Karena pendekatan ini
berhubungan dengan wilayah satu dengan wilayah lain . artinya bila wilayah satu
mengalami suatu gejala maka wilayah lain akan berhubungan dengan wilayah
tersebut karena akan juga mendapatkan dampak dari gejala tersebut. Maka dari
itu bila terjadi suatu gejala dalam suatu wilayah, tidak mungkin yang diatasi
daerah yang terkena gejala saja. Contohnya permasalah debu vulkanik,
Gunung Bromo yang merupakan salah satu gunung berapi
yang masih aktif. Gunung yang terletak di daerah Jawa Tengah ini beberapa waktu
lalu melakukan aktiifitas vulkanik, dengan mengeluarkan debu vulkanik dan di
kota Magelang juga terkena imbasnya karena atap rumah, gedung bahkan Candi
Borobudur juga mendapat bubuhan-bubuhan debu dari aktifitas Gunung Bromo.
2. Analisis
dengan menggunakan pendekatan Geografi !
Hasil Analisis
:
A.
Banjir
yang terjadi di Tanjong’e
( Danau Tempe )
Seperti
kita ketahui bahwa Tanjong’e merupakan suatu
wilayah yang tidak jauh dari Danau Tempe. Tanjong’e merupakan daerah yang rawan banjir,
bukan hanya karena daerah ini yang berada pada bagian rendah hal ini juga
disebabkan karena Tanjong’e
yang berdekatan dengan Danau Tempe. Curah hujan yang sedang saja mampu membuat
danau yang berjuluk “baskom raksasa ini” ini memiliki peningkatan volume ,
luapan air yang berlebih akibat peningkatan volume air di danau menyebabkan
airnya sampai di daerah-daerah dekat danau ini seperti Tanjong’e. Sehingga gejala
banjir seperti di Tanjong’e
dapat digolongkan kedalam pendekatan Pendekatan ini menekankan pada keterkaitan
suatu wilayah dengan wilayah lain.
Analisis geografi dalam pendekatan kompleks wilayah mempelajari fenomena atau
kejadian berdasarkan hubungan aspek-aspek suatu wilayah tertentu yang berkaitan
dengan wilayah lainnya.
B.
Tanah
longsor di Jl. Rusa (Nusa Idaman)
Daerah yang mengalami tanah longsor biasanya
disebabkan karena daerah-daerah yang memiliki populasi hutan atau jumlah pohon
di wilayah tersebut yang minim ditambah apabila daerah tersebut memiliki curah
hujan yang tinggi. Tanah longsor yang terjadi di Jl. Rusa adalah disebabkan
karena ulah manusia yang kurang bertanggung jawab, melakukan penebangan hutan
secara sembarang ditambah lagi dengan industri yang membutuhkan tanah,
terkadang mereka tidak menyadari tanah yang mereka keruk terus-menerus bisa membuat
wilayahnya (tanah) terkikis sehingga dengan guyuran hujan bisa membuat
terjadinya bencana tanah longsor.
Di Nusa Idaman yang menjadi pemukiman manusia
sebenarnya sangat berkaitan, karena interaksi manusia dan lingkungan sangat
erat hubungannya. Manusia yang bermukim di daerah itu harus ikut menangani
gejala tanah longsor di Jl. Rusa, sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan
Lingkungan sekitar. Agar manusia dan lingkungannya sebagai komponen dapat
saling memengaruhi. Bila terpenuhi demikian, Maka akan tercipta suatu kehidupan
yang berlangsung dengan baik tanpa kendala yang berarti. Maka geografi
memandang ini sebagai Pendekatan
Ekologi.
PENUTUP
a.
Saran
Manusia hidup akan selalu bergantung kepada
alam. Oleh karena itu manusia harus
menjaga kelestarian alam dengan baik, misalnya dengan tidak membuang sampah di
sungai dan tidak menebang hutan secara sembarangan niscaya kelangsungan hidup
akan tetap terjaga dengan baik. Namun, bila kelangsungan hidup telah terganggu
mengatasinya tidak hanya pada daerah yang terkena namun juga harus dilihat
pemicu terjadinya gejala tersebut.
b.
Kesimpulan
Dalam
geografi terpadu, para ahli geografi tidak memfokuskan kajiannya pada objek
material. Akan tetapi, lebih pada sudut pandang keilmuannya sehingga mereka
tidak membedakan objeknya antar elemen fisik dan nonfisik. Akibatnya, tradisi
kajian geografi berpusat pada ilmuan kebumian khususnya pada karakteristik
fisik permukaan bumi dan tidak lagi melalui pendekatan telaah geografi. Oleh
karena itu, untuk menemukan masalah geografi modern khususnya, geografi terpadu
digunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan keruangan, ekologi dan kompleks
wilayah.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyanto. Dkk. 2012. Mengkaji
Ilmu GEOGRAFI. Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Parker, Steve. 2001. Bumi (Seri Jakarta Iptek). Jakarta: Balai Pustaka.
3 komentar
nice pos sob salam kenal
Replyterima kasih atas kunjungannya sob. salam kenal juga... :>)
Replydari 3 pendekatan (keruangan, ekologi dan kompleks wilayah.) yg digunakan,.. bagaimna sengkang terlihat sebagai daerah bencana ?, adakah potensi bencana yg mungkin muncul dapat dijelaskan lebih rigid ? 8-)
Replysalam kenal :))
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda dengan Menggunakan Kata-kata yang Bijak dan Sopan (No Porno, No Iklan, No Spam). Kritik dan Saran yang Membangun Akan Sangat Bermanfaat Bagi Penulis. Terima Kasih.