Semoga bermanfaat..
Powerpoint : Narkotika dan Bahayanya
in
Ilmu Pengetahuan Alam,
Mau tau
- on Sunday, April 05, 2015
- 1 comment
Sifat Umum Halogen, Gas Mulia dan Unsur Transisi
in
Ilmu Pengetahuan Alam
- on Wednesday, March 25, 2015
- 1 comment
1.
Ke-elektronegatifan dan kereaktifannya besar
karena mudah menangkap electron.
2.
Bersifat non-logam yang kuat
3.
Sifat oksidator kuat karena mudah menangkap electron
sedangkan sifat reduktor lemah karena sulit melepas electron
4.
Berbentuk diatomic seperti F2, Br2 dll
5.
Dapat membentuk reaksi autoredoks
6.
Mempunyai beberapa macam bilangan oksidasi yakni
-1, 0, +1, +3, +5, dan +7
7.
Jika direaksikan dengan logam/alkali akan
menghasilkan garam dan jika direaksikan dengan basa/air akan menghasilkan
senyawa autoredoks
8.
Mudah membentuk senyawa yakni gas, cair dan
padat
9.
Berbau, berwarna dan beracun
10.
Titik didih dan titik lelehnya dipengaruhi
wujudnya
Sifat gas mulia secara umum:
Sifat gas mulia secara umum:
1. Berbentuk monoatomik seperti He, Ne dll.
2. Berwujud gas
3. Bersifat inert atau sukar bereaksi karena
elektrovalensinya stabil dan energy ionisasinya cukup besar
4. Meskipun bersifat inert namun untuk senyawa krypton,
xenon, dan ranon dapat disintesis karena dalam satu golongan semakin ke bawah energy
ionisasi unsure gas mulia semakin kecil dan semakin reaktif.
5. Unsure gas mulia hanya bisa bereaksi jika
direaksikan dengan atom yang elektronegatifan dan energy ionisasinya lebih
kecil
6. Kereaktifan kecil karena sukar bereaksi
7. Titik didih dan titik leleh rendah karena
berwujud gas
8. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna
Sifat unsure transisi (periode ke-IV) secara umum:
Sifat unsure transisi (periode ke-IV) secara umum:
1.
Semua bersifat logam
2.
Bersifat konduktor yaitu dapat menghantarkan
listrik/panas karena bersifat logam
3.
Berwujud padat kecuali unsure Hg
4.
Titik didih dan titik leleh tinggi karena
berwujud padat
5.
Kereaktifan besar karena mudah melepas electron sehingga
dapat membentuk senyawa
6.
Mempunyai harga potensial elektroda negative karena
mudah melepas electron
7.
Dapat digunakan sebagai katalis, contohnya pada
pembuatan asam sulfat
8.
Bersifat paramagnetic yaitu dapat ditarik oleh
medan magnet, contohnya besi dan seng
9.
Dapat membentuk senyawa yang berwarna kecuali
Sc, Ti, dan Zn karena pada unsure tersebut ada electron yang tidak berpasangan
pada subkulit d.
10. Mempunyai beberapa macam bilangan oksidasi
karena jika subkulit s lepas maka subkulit d akan ikut lepas pula.
11. Dapat membentuk ion/senyawa kompleks
Pembuatan Pupuk Kompos
in
Ilmu Pengetahuan Alam
- on Saturday, March 21, 2015
- 6 comments
A.
Alat
dan Bahan
Dalam
praktikum pembuatan pupuk kompos memerlukan alat dan bahan sebagai berikut:
Alat :
1. Ember
2. Gunting
3. Masker
4. Sarung
Tangan
5. Karung
6. Kantong
Plastik
7. Solder
Bahan
:
1. Daun
Kering yang telah dicacah
2. EM4
3. Dedak
4. Serbuk
Gergaji halus
5. Air
B.
Prosedur
Kerja
Dalam pembuatan pupuk kompos terdapat
prosedur kerja yang perlu diikuti :
1. Mengumpulkan dan
memilah sampah organik yang dapat dijadikan pupuk kompos seperti sampah dapur
(sayur atau buah busuk) dan daun tanaman. Kemudian sampah-sampah ini dipotong
kecil-kecil atau dicacah.
Pencacahan dan pengecilan ukuran dilakukan
agar sampah mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos.
2. Mencampurkan
dedak dan serbuk gergaji halus dengan cercahan
sampah. Menyiapkan ember yang sudah dilubangi dengan solder spada bagian bawah.
3. Mencampurkan EM4
ke dalam air.
admin numpang eksis tuh,, meski muka gak keliatan karna pake masker :)
4. Cairan EM4 dan
air disiramkan pada campuran sampah, serbuk gergaji dan dedak halus. Aduk
sampai rata, kemudian dimasukkan ke dalam ember yang telah disiapkan.
Penyemprotan EM4 dilakukan untuk
mempercepat proses pengomposan.
5. Di dalam ember
tersebut, sampah-sampah tersebut akan mengalami pematangan. Dengan
kondisi yang tertutup dan terlindung dari hujan dan sengatan sinar
matahari maka dalam waktu 30-40 hari pupuk sudah bisa digunakan.
6. Langkah
selanjutnya adalah penyaringan, kompos kemudian diayak dan dipisahkan bagian
yang kasar, lalu kompos yang kasar dapat dicampurkan kembali ke dalam tumpukan
kompos yang baru untuk diproses lagi.
Proses
penyaringan ini belum dilakukan karena kompos belum terbentuk dan masih dalam
tahap pematangan (tahap pematangan masih 21 hari).
7. Kompos yang telah disaring dapat
langsung dipakai, jika ingin disimpan maka dikemas dalam kantung dan disimpan
di tempat yang aman dan terlindungi dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan
tercemari oleh bibit jamur atau benih gulma atau benih lain yang tidak
diinginkan yang mungkin terbawa oleh angin.
Dalam pelaksanaan, tahap pemakaian dan pengemasan/penyimpanan
belum dilakukan karena
kompos belum terbentuk dan masih dalam tahap pematangan (tahap pematangan masih
21 hari).